Monday, November 21, 2011

It WAS Just A Dream

20 April 2008. Aku bermimpi. Aku menuliskannya di sini
17 Oktober 2011. Aku mewujudkan mimpi pertama yang aku tulis di sana
21 Oktober 2011. Aku mewujudkan salah satu mimpi yang aku tulis di poin keenam
Alhamdulillah :)

Saturday, October 29, 2011

The Team

Aaaah sulit sekali meluangkan waktu buat nulis cerita selengkapnya, sekarang baru pengen (dan bisa) ngepost ini. 
Here's the Pasmalima Rinjani Team 

Eko B. Febriyanto - 169

Beny Adisaputro - 175


Trizar Rizqiawan - 206

Nuansa Retno Andhani - 236

Nurul Huda - 251

The team at Post 2 Sembalun

The team at Segara Anak 

Well, I'm gonna miss my big brothers and my only sister - ya I was the youngest of them - and the amazing trip I had with them. Wish there will be another journey like this, whether with these people again or another Pasmalima member.

Sunday, October 23, 2011

My Peak So Far

Baru bisa posting ini, belum sempat merangkai cerita petualangan di Lombok kemarin, jadi sementara pengen flashback dulu
Puncak pertama saya: Gunung Gede 2958 mdpl, 16 April 2007

Puncak kedua saya: Gunung Salak I 2210 mdpl, 15 Juni 2007 (bersama teman saya, Resti Gustianingsih)

Puncak ketiga saya: Gunung Rinjani 3726 mdpl, 17 Oktober 2011

Thursday, October 06, 2011

Another Dream Come True :D

Bismillah, mau cerita ah. Semoga tidak menimbulkan kontroversi hahaha.
Jadi insya Allah, rencananya tanggal 15 Oktober gue mau pergi ke suatu tempat. Rombongan 5 orang. Tempat ini adalah salah satu tempat yang pernah gue post di blog ini beberapa waktu yang lalu, kayaknya sekitar dua tahun yang lalu deh. Yap, salah satu mimpi gue :D

RINJANI


Yak, Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat, itu lah tempat yang akan gue tuju 9 hari dari sekarang. Deg-deg-an sih, pendakian besar pertama gue soalnya. Coba, sebelumnya gue baru pernah ngedaki Gunung Salak sama Gunung Gede. Selain itu, risiko yang gue ambil dengan ikut pendakian ini cukup besar, ga usah dijelasin, pokoknya masalah akademik lah. Tapi keputusan yang gue ambil ini bukan berdasarkan pemikiran sesaat, butuh waktu dua hari dan beberapa kali solat malam buat gue untuk bener-bener yakin mau ikut pendakian. Mungkin agak terdengar berlebihan, tapi memang risikonya lumayan besar. Ada salah satu teman gue yang kontra, tapi alhamdulillah, gue diingetin sama temen gue yang lain, ada yang namanya risk assesement. Cari tahu apa risikonya, dan cari tahu apa yang bisa ngurangin risikonya. Jadi yang penting kita paham akan risikonya. Deal, memang itu yang dari awal gue pikirin juga. Awalnya gue emang sempet ga tenang, kepikiran nanti gimana, tapi gue udah berdoa sama Allah minta dimudahkan dan doa macem-macem lainnya, dan guejuga udah usaha sebisanya gue buat mempersiapkan pendakian ini, mau urusan kota atau urusan naiknya itu sendiri.
Jadi semoga perjalanan ini menyenangkan dan kami semua, gue, Menu, Trizar, Beny, dan Eko, selamat  di perjalanan dan sampai di Bogor lagi. Amin :) 
Bismillahirahmanirahiim.

Saturday, October 01, 2011

Sedikit Cerita tentang Kesadaran

Ternyata bener ya, menimbulkan kesadaran orang untuk lebih cinta lingkungan itu susah. Ngga usah jauh-jauh ke orang lain, kadang-kadang keluarga kita sendiri masih susah buat diajak buat lebih care sama keadaan bumi kita.
Jadi ceritanya tadi siang saya belanja sama ibu saya, ke hipermarket di salah satu mall di kota Bogor. Kebetulan kami datang ngga barengan, saya duluan sampe di mall itu setelah bayar pajak motor, dan ibu saya menyusul dari kantornya. Ibu saya bawa dua tas, yang satu purse-nya, yang satu tas tisu yang reuseable itu. Lalu kami pun mencari barang yang memang ingin dibeli ibu saya. Setelah itu ibu saya bilang harus belanja beberapa keperluan harian, jadi kami ke hipermarket nya mall itu. Saya titipkan tas saya dan tas tisu ibu saya ke deposit barang, terus kami belanja-belanja, keliling-keliling, selesai, kami pun ke kasir. Ibu saya habis belanja ini mau ngambil cucian baju bersih juga di rumah ua (kakaknya ibu saya) terus beliau bilang ngga enak ngga ngebeliin apa-apa buat ua. Saya tiba-tiba inget sama tas tisu yang tadi dititipkan, saya bilang lah ke ibu saya, "Mah, biar hemat pelastik sama biar enak ke ua, belanjaannya dimasukin ke tas yang tadi aja." Ibu saya bilang, "Yaudah, boleh" Saya terus cepet-cepet ke tempat penitipan barang buat ngambil tas tisu itu. Begitu sampe di kasir lagi, saya langsung ngosingin tasnya, ibu saya bilang "Ntar aja, Teh" terus saya bilang "Lah kan ntar belanjaannya dimasukin ke sini" eh bener-bener ga saya kira ibu saya bilang "Udah ngga apa-apa, pake plastik aja." Saya kaget terus saya bilang sama ibu saya "Loh atuh tetep aja ngga hemat plastik dong, Mah" ibu saya bilang "Kan buat bawa cucian sama buat tempat sampah"
Yaah, saya kira ibu saya sudah satu persepsi dengan saya. Memang sih plastik itu ujungnya dipake lagi, tapi tetep buat saya itu kesannya ngotorin lingkungan banget gitu. saya udah dibiliangin gitu sama ibu saya udah, ga bisa ngomong apa-apa lagi, antara kaget dan bingung. Ternyata saya belum bisa bawa suasana cinta lingkungan di keluarga saya, meskipun sebenarnya bapak saya juga cukup rewel kalo sudah air luber, lampu nyala semua, dsb dsb. tapi rupanya untuk plastik ada execuse lain ya.
Semoga lebih banyak orang yang sadar bahwa sedikit saja yang kita lakukan untuk bumi kita ini, pasti ada manfaatnya. Mungkin memang ngga kerasa langsung sama kita sekarang, tapi siapa yang tau keadaan bumi 10 tahun ke depannya kayak apa kalo ngga ada satupun orang yang peduli untuk sedikit aja mempengaruhi keadaan lingkungan kita dengan berbuat baik sama bumi, dan insya Allah dapet pahala kalo menurut saya.
mungkin saya sendiri  belum banyak yang sudah dilakukan, tapi setidaknya saya melakukan beberapa hal yang menurut saya ada gunanya, meskipun sedikit sekali, tapi kalo banyak orang yang melakukannya, bukan tidak mungkin hal itu bisa jadi hal yang besar kan.
Love the mother earth like she loves you :)

Friday, June 10, 2011

Sedemikian Hingga

ditemani semut yang sedari tadi berkeliaran di lantai
ketukan benda bulat dan benda berbunyi lainnya
keluar dari bulatan kecil yang disumpal ke organ tubuh
istilahnya sedang kembali, teringat lagi
terasa setengah penuh lagi, bahkan tiga per empat kosong

anehnya wacana itu lah yang malah
membawa kembali fase yang sebenarnya sudah selesai
seharusnya merasa puas karena memang sudah lewat
ditambah lagi tentang yang lain itu yang memang sudah
dikalimatkan di 'tentang' jejaring sosial
meskipun memang muncul lagi, ya salah siapa?

dia di tempat ikan, bahkan tidak kenal
dia di depan layar, bahkan banyak yang lain
dia juga di depan layar, dan disumpal organnya

si semut hilang


10:59 AM 17/05/2011

Sunday, May 01, 2011

Naek Gunung Itu

naik gunung itu bikin kaki pegel
tapi jadi berotot
naik gunung itu bikin badan tergores-gores
tapi jadi tambah macho *naon*
naik gunung itu dingin
tapi jadi bisa anget-angetan, ketek-ketekan, peyuk-peyukan sama temen-temen hahaha terus ga banyak ngeluh kalo di kota kepanasan *kecuali kalo kegerahan*
naik gunung itu cape
tapi capenya ilang kalo udah liat view yang fantastis spektakuler bombastis subhanallah, juga ilang kalo udah ketawa-ketawa sama babaturan yang 95% tukang ngabodor
naik gunung itu aneh
tapi sensasinya tidak tergantikan dengan apapun
naik gunung itu bau keringet
tapi seger banget kalo udah menghirup udara jam 4 sampe jam 5 pagi di sana
naik gunung itu jadi kurang tidur
tapi waktu turun : hibernasi
naik gunung itu masak jadi lama banget
tapi makanannya kadang lebih mewah daripada makan di kota sehari-hari
naik gunung itu ngangenin
dan ga abis-abis kangennya

naik gunung itu naik gunung!

kenapa naik gunung?
ya karena gunungnya ada di sana

Monday, April 25, 2011

Sekedar Persepsi

Memulai sesuatu memang berat. Seperti halnya naik gunung, awalnya terasa capai dan berat sekali, napas terengah-engah, beban di punggung yang sekalipun ringan terasa amat memberatkan. Namun begitu sudah cukup jauh berjalan, tubuh kita akan mulai terbiasa dan tidak terasa terlalu berat lagi, malahan terasa serunya. Meskipun begitu, perjalanan juga tergantung pada tanggung jawab apa yang dipikul selama perjalanan. Kalau hanya sekedar passenger dan tinggal mengikuti leader, beban tanggung jawab pun hanya atas diri sendiri. Menjaga keselamatan (safety), menjaga konsentrasi, dan mengetahui kondisi fisik kita apakah masih sanggup berjalan atau perlu berhenti sejenak. Namun lain halnya seorang leader, penunjuk jalan, guide. Tanggung jawab atas diri sendiri sudah pasti. Menjadi leader, tanggung jawab pun bertambah yaitu tanggung jawab atas rombongan yang dipimpin, apakah jalannya benar, apakah jalannya aman, bagaimana kondisi fisik orang-orang di rombongan, mengontrol dan memastikan anggota rombongan lengkap dan sebagainya. Di akhir perjalanan akan terasa lega sekali saat harapan kita agar proses leading itu berjalan lancar dan rombongan kita turun gunung bersama kita dengan selamat dan sehat.
Sama lah kurang lebih hidup juga. Memulai sesuatu yang baik memang sulit, apalagi kalau kita punya tanggung jawab besar dalam hal tersebut. Akan terasa lebih berat saat kita memiliki beban lebih, meskipun kita bekerja tidak sendiri. Namun amanah yang kita miliki menjadi sesuatu yang ‘lebih’ untuk kita, ya bisa dibilang lebih berat, lebih mendewasakan, memberikan kita pengalaman yang lebih. Di akhir pula kita akan merasakan kelegaan yang luar biasa saat apa yang menjadi tanggung jawab kita dapat kita selesaikan dengan baik.
Yah itu sedikit hal yang saya dapatkan dari, apa ya istilahnya, menunjukkan jalur mungkin ya, waktu saya trekking ke air terakhir hari Sabtu kemarin. Mungkin penyampaiannya masih kurang baik, maklum hanya coretan kasar saja.

Monday, April 18, 2011

Refresh

Well, so yesterday I had a trekking with Resty, Nuga and Septa. Resty and I drove to Mang Koko on Resty’s motorcycle, Septa on his, and Nuga caught us up on his too. In our way to Mang Koko I just couldn’t stop smiling :) :) :) :) I was soooooooo happy hahahaha and I felt so free :D
Resty, Septa and I arrived first. We waited for Nuga while having a little talk with Mang Koko. Nuga was soooo late that we started to walk nearly mid day. And again I kept smiling while we were walking inside the forest, ha ha ha ha. Miss Salak so much :*
Oh yaa, Salak yesterday was never been as dry as I’ve ever seen it before, although still some spots of mud, but just not like the usual Cibatok track I used to know hehe. And that was the cleanest trekking on Cibatok track I have ever had hahahaha.
The main thing I want to deliver is that, I just feel that I haven’t felt my life in quite a balance condition, like yesterday. I finished my mid exam then having fun with my very best hobby, mountaineering, ya although just a little walk, yang penting bercumbu sama Salak. Ya, balance, rasanya udah lama ga ngerasa hidup seimbang antara kuliah sama hobi. Though a couples of weeks ago I tried diving, but still mountaineering is my favourite outdoor hobby :D Just like a phrase, ‘study hard, play hard’ hehe. Yah and now just pray and hope that my exam result will make me smile again :D AMIN

Friday, March 11, 2011

Just An Im


my past stratch, i imagine it all again

i could almost feel the smell of the leaves
smell the freshness of the air around me, and the rain
see in distance something up there

i could almost feel so ready to walk
so ready to take the load
so ready to be around the trees and bushes
so ready to be on something high again, but a new one

i am so ready to be in the rain again
to walk on the water again
to step on the mud again

i see my fellas laugh while they walk
i see my fellas yell at me to be hurry
i see the cloud above me, the sun shinning never been so bright but do not heat
i see the ground under me so humid for the previous day rain

and when the sun come out
i see the bright sickle above
accompany me
and also the twinkling dots, so many of them

this is what i've been waiting for
the untitled dream but unbreakable

then i see myself on the top of the new one
new high ground above the sea level for me
i see my fellas too, they're hugging each other, yelling for happiness, tears of joyful on their faces
i see all of us praying, thanking God for being there
i see the magnificent drawing all around me
i'm on the peak!

but then i fell down
and after all,
it was just me and my imagination

8:04 PM 5/23/2010

Wednesday, February 09, 2011

Twenty

Saturday, 9 February 1991 – 7.50 am

I was born with 48 centimetres long and 2,5 kilograms weight. Quite small right? And it remains until now hahaha.
This was my foot palm *am I correct? hehe* on the day I was born

I live my life like the other ordinary girl, went to kindergarten near my home, continued to elementary school, junior high, senior high, and then I go to college now. So...

Wednesday, 9 February 2011 – ± 7.35 am

“knock knock!”
*door opened*
“selamat ulang tahun, selamat ulang tahun”
Hilman appeared in the doorway, held a cake on his hand. I can’t say I wasn’t surprise hehe. He even had not mentioned my birthday yet since we were texting an hour before. Then he fired the candle and let me blew the number twenty upon my cake :D
Maybe you can say it was just a sweet simple surprise, but for me it was like a one superb splendid surprise. :D He isn’t the type of morning-person and in quite early morning like that he came into my house which is far far away from nowhere hahaha. So, the half of the day, I spent just lazing around him, chatting as usual, telling jokes, watching CSI Miami *it was just me tough haha*, and of course eating the birthday cake! :D And he sang happy birthday again hahaha. Thank you being here today honey :)
So, twenty, just release the teen-age, entering ‘umur kepala dua’. This could be the point, the point when someone’s life may change. More responsibilities to handle, more challenges to take, more chances to take, and more changes to make. I am really thankful that I reach this age without any meaningful hard or difficult situations. I am really thankful that I am on my age now. Less than a year ago I lost a friend, though I didn’t that close to her, but it was quite shocking. And less than a month ago I lost another friend, he was my elementary schoolmate, leukaemia took him. You could never really guess age; life is too worth to be wasted and could be too short to be faced.
This is my cake :DD

All I can say is ALHAMDULILLAH that Allah still gives me chance to live my life. I really couldn’t ask for more, I have friends who love me, my special best friend who cares a lot about me, and of course my beloved family that always there, my last, safe place.
Alhamdulillahi rabbil ‘alamiin :D

Thursday, February 03, 2011

Twenty is Coming

This week is my last days on the age 19 and also last days of being 'umur kepala satu' hehe. I'm going on twenty so soon. What can I say about being twenty? I dont know much because I'm not twenty yet, arent I? Haha. But I think mostly it will be starting age of more resposibility. I cant say much, I dont think that I've grown enough, still need a lot more learning. What I can say is that I am responsible to my parents, I really want to make them proud of me. My boyfriend is the one who always encourage me to do the best that I can do. I remember he, once, ever said to me 'Aku kan sengaja manas-manasin kamu, nilai aku rata-rata lebih tinggi dari kamu, biar kamu belajar' Actually he doesnt have to say it, I know it very well -_- But by his saying, I realised that he's awaken me :)
Secondly, I want to be a good role model for my brother. Well you cant say that being the first kid in a family is easy. Your parent apparently will say the 'look-your-sister' word a lot, and I assure that it isnt convenience.
Well, I just hope that I can really act just like my age should be. And of course I really thankful to Allah for giving me magnificent life :)

Monday, January 31, 2011

My Friend Out There =)

i just can't believe that you have come that far. just can't figure out how a person full of life like you could suffer so much, in this our young age. i know that there's some young people were just like you, blessed with suffers, diseases, defects, abnormality. but i did never think that it could come to you, a close friend of mine.
i know your updates are always around nerve, doctors, awful diseases, desperation, and other awkward tweets. but you know what, in times we met, when i came to your grandma's house, when we watched The Tourist together with our bestfriends and your brother, i just didn't feel that a terrible illness is happening to you, i really was. you were just like the person i always used to know, the cheerful person, gak nyambung, telat, love mountains, have so many visions. so full of life, you know.
i won't say much, but i really hope - and i'm sure our friends are just like me - that you can life freely again, without wheelchair, not in penguin-style walking, just blow away that awful thing which is happening to you.
we love you our friend *kiss hug* *tears*
@nunnurul. Powered by Blogger.