Monday, April 29, 2013

Traveler Wanna Be

Sebagai seseorang yang lahir di Bogor, sekolah dari taman kanak-kanak sampai sekolah menengah atas, dan kuliah pun di Bogor, gue semacam terobsesi pengen keliling Indonesia. Dari kecil memang sering dibawa jalan juga sama orang tua, meskipun sekadar ke Pantai Carita atau Pangandaran. Tahun 2003 gue mulai jalan-jalan ke luar provinsi Jawa Barat, jalan-jalan paling jauh, ke Yogyakarta. Seneng banget, akhirnya keluar Jawa Barat (dulu belum ada Banten), keluar provinsi cuma ke Jakarta doang haha. Tahun 2005, umur 14 tahun, akhirnya keluar pulau Jawa, naik pesawat pertama kali. Kali itu diajak Mama ke rumah temannya di Dawan, Kabupaten Klungkung, Bali. Sebagai bocah yang baru pertama kali ke Bali, jelas banget gue tersihir akan keindahan alam Bali. Dari situ pula gue mulai menyadari akan kehidupan lain di belahan Indonesia yang lain.
Tahun 2006 gue gabung sama klub penggiat alam di SMA, mulai melek sama gunung-gunung di Indonesia. Tahun 2007 sedikit menyentuh Bogor lebih dalam dengan menjejak di dua puncak gunung yang ada di sekitaran Bogor, puncak Gede dan puncak Salak. Tahun 2008 sampai 2010 nggak terlalu banyak jalan, paling sekitaran Bogor, ke Salak lagi, ke Karawang ikut lomba orienteering.
Tahun 2011, umur 20 tahun, alhamdulillah banget dikasih kesempatan menginjak tanah indahnya Indonesia yang lain, yaitu pulau Lombok. Kali itu jalan sama senior-senior di penggiat alam dalam rangka pendakian puncak gunung api tertinggi keduanya Indonesia, Rinjani. Turun dari Rinjani gue nyebrang ke salah satu pulau cantik yang ada di sekitar Lombok, bernama Gili Trawangan. Perjalanan di Lombok ini benar-benar menumbuhkan kebanggaan dan membukakan mata gue akan alam Indonesia yang dangerously beautiful sekali ini.
Satu tahun kemudian, tahun 2012, gue mendapat tugas dari kampus untuk mengabdi di salah satu desa di Kabupaten Tegal selama dua bulan. Seneng banget jadi bagian dari kehidupan damai khas pedesaan Jawa gitu, belajar bahasa Jawa, melihat langsung kehidupan petani yang mengharukan. Satu bulan pulang dari mondok, untuk pertama kalinya gue menjejak di provinsi paling ujung timur pulau Jawa. Kali itu dalam rangka pendakian tanah tertinggi pulau Jawa sekaligus gunung api tertinggi ketiga di Indonesia, Semeru. Pulang dari Semeru main-main di Pasuruan dan Surabaya.
Tahun ini, Alhamdulillah baru awal tahun udah dikasih kesempatan jalan di tiga pulaunya Indonesia, Jawa, Bali, Sumatra. Akhir bulan satu keliling pulau Jawa dan Bali, mampir di Semarang, ke Malang dan Pasuruan lagi, kemudian menjejak tanah Bali lagi. Ternyata ke Bali naik bis itu capek (pant*t) banget, tapi asiknya perjalanan darat itu bisa mampir sana sini. Sebulan kemudian, begitu pindah ke bulan 3, untuk pertama kalinya ke pulau paling barat Indonesia, ya, pulau Sumatra. Seneng banget, akhirnya bisa menginjak tanah Sumatra, udah ngidam dari jaman kapan. Kali itu dalam rangka pendakian gunung api tertinggi Indonesia, Kerinci. Pulang dari Kerinci keliling sebagian kecil Sumatra Barat, Payakumbuh, Harau, Bukittinggi, dan sekitarnya. Sejauh ini, trip Sumatra inilah yang paling kece, paling mistis, paling berkesan, dan paling gendut!
Gue jalan nggak sekadar jalan, banyak yang gue dapatkan dari setiap perjalanan. Every trip has its own story, begitu kata pepatah. Paling jelas, jalan (traveling) itu bikin kita kenal lebih baik dengan diri kita sendiri dan juga partner travel kita. Soalnya kalau jalan itu manjanya keluar, tukang ngeluhnya keluar, punya inisiatifnya keluar, dan sebagainya. Kita juga belajar kebudayaan daerah yang bermacam-macam sekali. Traveling juga pasti, pasti banget, bikin kita punya kenalan baru, baik yang cuma sekadar teman ngobrol di perjalanan, berbagi kabar trek pendakian, merger rombongan, sampai yang berlanjut jadi kesemsem hahahahaha *ga santai banget ketawanya*. Dan buat gue, traveling selalu bikin gue inget untuk bersyukur; banyak sekali yang bisa kita syukuri dalam hidup kita.
Iya, memang baru sebagian keciiiiiil banget dari Indonesia yang gue singgahi; baru 10/34 provinsi dan baru 5/13466 pulau (info jumlah pulau dari artikel NatGeo Indonesia, 08-02-2012). Pokoknya baru sebagian kecil banget lah. Cita-cita gue pengen setidaknya mampir di setiap provinsi, kalau bisa sih keliling provinsinya juga, tapi setidaknya ibu kotanya aja juga nggak apa-apa hehe.
Dari sedikit daerah yang udah gue kunjungi ini, gue udah bisa lihat betapa indah alamnya Allah SWT yang ada di Indonesia. Selain alam yang luar biasa, kebudayaan Indonesia juga unik dan beragam banget, bahasa tiap daerah juga banyak dan unik; satu bahasa daerah aja bisa punya beragam logat tergantung daerahnya. Belum lagi tradisi atau adat tiap suku di Indonesia, di luar negeri kayaknya jarang deh yang satu negara kebudayaannya sebanyak Indonesia. Pokoknya gue bangga dan bersyukur banget jadi warganya negara seindah Indonesia.
Salam lestari! *tjie*

Saturday, April 20, 2013

Tentang IKK


Siang menjelang sore tadi, selesai ngambil kenang-kenangan untuk responden penelitian bolak-balik dua kali Kebon Pedes-Pasar Anyar, gue ngobrol sedikit sama Denis, teman satu penelitian gue. 
"Kita tuh cewek-cewek kuat banget tau, Nu. Bayangin aja, 3 tahun tanpa cowok."
"Iya, Den, jadi terbiasa ya, di IKK ngga ada (banyak) cowok, jadi biasa aja ngerjain apa-apa sama cewek-cewek."
"Iya, dari dulu kita-kita aja kan."
"Eh jadi kebawa juga ke kehidupan pribadi loh. Jadi terbiasa kan, ngga ada cowok"
"Iya sih, bener. Selama masih bisa kita kerjain, ya kerjain sendiri, nggak usah minta tolong sama cowok."
Setelah kalimat Denis yang terakhir itu, teman satu penelitian gue yang lain, Amah, datang. Gue sama Amah kemudian ngangkut kardus berisi kenang-kenangan itu ke kontrakan selama kami ambil data di sana. 
Sewaktu di jalan pulang, gue melanjutkan percakapan tadi, tapi kali itu sama diri sendiri.
Di departemen atau jurusan gue ini, Ilmu Keluarga dan Konsumen, memang hampir semua isinya mahasiswi, nggak cuma angkatan gue doang, begitu pula angkatan atas-atas dan bawah-bawah. Pelaksanakan kepanitiaan ini-itu selama kuliah pun ya, ketua panitia, kepala divisinya, dan tentu anggota-anggotanya perempuan semua, bahkan kepala divisi logistik pun perempuan (baca: gue). Gue melanjutkan percakapan tadi lebih lanjut selama perjalanan Kebon Pedes-rumah.
Tiga tahun ya, iya juga sih, dari mimpin rapat, nyusun acara, penegakan disiplin, ngecek kran untuk wudhu, sampai angkut-angkut karpet kami kerjakan sendiri. Itu urusan kepanitiaan, belum lagi urusan kuliah. Angkat-angkat bambu untuk stand pameran mata kuliah ekologi, ikat-ikat, survei lokasi, dan sebagai-bagainya, itu semua kami kerjakan dengan tenaga kami, para perempuan. Iya ya, kuat dan tangguh banget cewek-cewek IKK itu, persis seperti sosok ibu, seorang yang kuat dan tangguh. Memang sepertinya takdir para perempuan di IKK itu menjadi ibu yang luar biasa. Selain kuliahnya memang seputar mengasuh anak, membentuk karakter anak, manajemen sumber daya kleuarga, menciptakan sebuah keluarga yang punya ketahanan dan kelentingan, dan masih banyak lainnya, secara tidak disadari para perempuan IKK itu tumbuh menjadi perempuan yang mandiri. Selama masih bisa kerjakan sendiri, nggak perlu minta bantuan orang lain; selama masih bisa pergi ke sana-sini sendiri, nggak perlu minta anter siapa-siapa; selama masih bisa dilakukan sendiri ya lakukan sendiri.
Mungkin memang kalau untuk urusan pekerjaan atau profesi kami nanti, nggak nyambung atau nggak sejalan sama perkuliahan kami, tapi toh semua ilmu yang kami terima itu bakal terpakai di kehidupan nyata saat udah berkeluarga nanti. Yaa, meskipun mungkin ada yang lupa-lupa dikit, tinggal liat catatan kuliah atau buka slide kuliah lagi :) 
Bukan, bukan, postingan ini bukan bentuk promosi gue biar teman-teman yang masih SMA tertarik sama IKK atau promosi buat para pria yang lagi nyari calon istri teladan *eh*. Gue cuma terpikir akan hal-hal yang gue sebutkan di atas itu karena memang itulah yang sebenarnya gue rasakan selama ini, yang sepertinya baru gue sadari.
Pokoknya semangat lah buat para ciwi IKK 46 yang lagi pada skripsian, yang lagi ngambil data, yang lagi ngolah, yang udah lagi bahas hasil mungkin. Seriously sist, seperti yang gue bilang di video Kerinci gue, S.Si menanti kita! Mangaaatsss!
@nunnurul. Powered by Blogger.