Saturday, August 20, 2016

Rindu 1

Sudah lama sekali gue nggak mendaki. Terakhir mendaki tahun 2013.
Apalagi pendakian ke Rinjani yang juga sudah lamaa banget rasanya *walaupun baru 5 tahun lalu* tapi masih inget banget perjuangan summit attack, kurang lebih 6 jam dan sebagian besarnya jalan sendirian. Kalo gue inget-inget lagi, kok gue sinting amat jalan sendirian di jalur puncak gunung api tertinggi kedua di Indonesia, apalagi setelah banyak kabar pendaki yang tewas di Rinjani. How did I dare to walk alone along the summit track?
Dari segi umur gue merupakan anggota paling bontot dari rombongan gue. Dari 5 orang anggota tim, cuma 2 yang berhasil sampe puncak. Sama senior yang berhasil muncak itu pun, gue nggak barengan jalannya. Start summit attack memang barengan berlima, tapi selanjutnya tergantung dari banyak sekali faktor lain. Intinya sih, mencar. Ketemu dia lagi pun sewaktu dia sudah jalan turun sedangkan gue masih ngesot-ngesot menuju puncak.
Yang gue sadari adalah, bukan cuma mental dan fisik yang memungkinkan gue berhasil nyampe puncak, tapi ada banyak hal-hal yang di luar kuasa gue. Nggak kebayang kalo sebelum mendaki gue ga mempersiapkan fisik, ga makan dulu, atau ga bawa persiapan makanan di jalan; dan ga kebayang kalo saat gue jalan sendirian itu mental gue drop, atau gue kelelahan, atau gue hilang konsentrasi, atau tetiba cuaca memburuk, atau sejuta kemungkinan mengerikan lain.
Buat yang sudah pernah mendaki Rinjani pasti tau seberapa gilanya jalanan dari Plawangan Sembalun sampe puncak Rinjani. Belum lagi anginnya kalau kita jalan di puncak musim kemarau.
Mendaki itu bukan biar kaya orang-orang, mendaki itu bukan biar punya koleksi buat di-upload ke medsos. Mendaki itu, yang dari dulu gue pahami adalah, panggilan. Kalo kita tidak dipanggil untuk mendaki, sedikit sekali makna yang bisa kita pahami dari pendakian. Dan mungkin sampai saat ini mereka belum memanggil gue untuk datangi mereka karena beberapa cita-cita lain yang sedang gue perjuangkan.
Maafkan pendaki pemula yang sok tahu ini.

Bagaimanapun gue selalu berharap gue masih punya banyak kesempatam untuk bisa medapatkan panggilan untuk mendaki lagi.

0 comments:

@nunnurul. Powered by Blogger.