Wednesday, January 25, 2012

Kopi Pagi

Tadi malam saya baca update-an status twitter teman saya. Katanya dia habis belajar tentang blank 75, death zone di Semeru katanya. Penasaran, saya pun cari-cari info lah. Setelah baca, saya baru tahu malah kalau ada zona seperti itu, yang saya tahu ya cuma pos-pos nya aja, kayak Ranu Kumbolo, Arcapada, Oro-oro Ombo, ya pokoknya yang terkenal aja lah hehe. Saya juga baru tahu tentang kejadian pendaki yang tewas di blank 75 tahun 2009 itu. 
Lalu saya teringat perjalanan Rinjani saya bulan Oktober lalu. Rinjani di mata saya saat itu terlihat menyenangkan, tidak menakutkan sama sekali, mungkin karena saya mendaki di saat cuaca sedang cukup baik. Meskipun begitu, rombongan teman saya yang mendaki ke puncak satu hari setelah saya tidak dapat muncak karena cuaca yang tidak mendukung, angin sangat kencang katanya. Kalau rombongan saya sih sudah turun, jadi ngga tahu keadaannya seperti apa.
Kenapa saya tiba-tiba ngomongin ini? Hmm, kemarin saat sedang berkumpul di acara pemberian nomor anggota Pasmalima, tiba-tiba tercetus ide untuk mendaki Semeru awal Juni nanti, termasuk teman saya yang update twitter itu ada di sana, walaupun dia ngga bilang kalau dia pengen ikut. Sebelum membaca tentang death zone itu, saya semangat banget pengen daki sampe puncak Mahameru. Rinjani yang gunung api tertinggi kedua di Indonesia aja kuat, nah Semeru sebagai gunung tertinggi di Jawa ya saya harus kuat juga. Tapi terus saya baca artikel-artikel tentang death zone itu. Saya jadi sadar, naik gunung memang bukan untuk menaklukan alam, tapi untuk menyelaraskan diri dengan alam. Alam tidak pernah bisa ditebak, detik ini cerah dan terang benderang, detik berikutnya bisa aja hujan badai.
Saya jadi sadar, untuk gunung-gunung tertentu, mungkin terkadang tidak mendukung untuk didaki sampe puncak, ya pada saat-saat tertentu. Fisik dan mental kita sebagai pendaki mungkin memang kuat, memang sanggup. Tapi kita juga harus tahu kondisi alam itu sendiri. Jika memang tidak memungkinkan bukankah lebih baik tidak memaksakan diri? Bukan berarti tidak berani, tapi lebih rasional saja. Kecuali kalau memang mau menyatu dengan alam dan mengikhlaskan hidup kita di sana. Kalau saya sih tidak mau. 
Ya kalau alasannya cuaca sih saya tidak akan gendek kalau ngga sampe puncak, kalau sayanya yang ngga kuat tapi cuacanya baik-baik aja nah itu baru gendek. Sudah cape-cape ke sana, sudah mengorbankan banyak hal, tapi ngga sampe puncak. Yang jelas fisik seharusnya sudah disiapkan dong, kalau sampai ngga kuat ya salah sendiri ngga melakukan persiapan dengan baik atau mungkin ngga mengatur pola makan dan istirahat selama pendakian.
Mungkin itu saja yang ingin saya tulis, takut sok tahu, masih pendaki menengah. Pemula kayaknya sih udah dilewatin, pendaki ulung mah masih jauh lah hehe. Happy mountaineering :D

2 comments:

Ucing! said...

aku mau ikut ya ke semeru... :) udah mulai nabung, buat beli sepatu sama nabung buat ke sananya eheheu Ya Allah ridhoi Ya Allah eheheu sampai ranu kumbolo juga gapapa :')

nurul said...

inysa Allah kita jadi berangkat ya ci. amiiin. kayanya kita bakal banyak ngurus segala macamnya, rendy sama puji paling ngasih masukan-masukan aja.
iya, gua same kalimati deh minimal, biar lebih deket sama puncaknya :)

@nunnurul. Powered by Blogger.