Friday, April 16, 2010

Contravention

Gua dapet mata kuliah Sosiologi Umum semester ini. Di pertemuan pertama, salah satu subbabnya ngebahas soal pandangan obyektif dan subyektif. Pandangan obyektif atau kuantitatif, yang dipeloporin sama Emile Durkheim, melihat suatu fakta sosial dijelaskan dalam kaitan dengan fakta sosial lain, dapat diukur dan dinyatakan sebagai suatu rate (bilangan). Pandangan subyektif atau kualitatif, yang dipelopori oleh Max Weber, melihat fakta sosial menurut motif-motif subyektif pelaku tindakan sosial. Gampangnya, menurut pemahaman gua, obyektif itu ngeliat suatu tindakan sosial dari sudut 'IPA' atau ngeliat, istilahnya, 'yang seharusnya begitu', sedangkan subyektif ngeliat suatu tindakan sosial dari sudut 'IPS' atau istilahnya 'wajar ko kaya begini, karena ada sebabnya'. Mudah-mudahan nyampe maksudnya dan ga salah. Oh iya, tindakan sosial itu sendiri adalah cara seseorang membuat kehidupan sosialnya menjadi seperti yang diinginkannya.
Inti yang mau gua ceritain adalah, I'm having a contravention right now. Mungkin gua dianggap memihak satu sisi. But I am not.
Menurut gua, fakta sosial yang menjadi akar dari kontravensi ini, kalo diliat dari sudut pandang obyektif, itu salah. Gua netral, gua cuma di sisi yang memang benar aja.
Kalo ngeliat dari sudut pandang obyektif, itu salah karena tidak 'seharusnya begitu'. Nah, bisa aja gua berpandangan subyektif, karena menurut gua 'wajar kaya begini, emang udah dari dulu begitu'.
Tapi gua memandang fakta sosial ini dari sudut pandang obyektif.
Gua ga mau nyari ribut, atau ngumbar penolakan dibilang memihak, dari dulu ga suka yang kaya begitu, bikin cape sendiri ke guanya.
Mohon maaf kalo curhatan gua rada tersirat, soalnya sekali lagi, tanpa ada maksud sama sekali untuk menyindir atau apa, gua ga mau nyari ribut. Gua cuma ingin menulis dan menjelaskan.

0 comments:

@nunnurul. Powered by Blogger.