Showing posts with label family. Show all posts
Showing posts with label family. Show all posts

Sunday, May 26, 2019

Locomotive Baby

Setelah mengendap di draft selama lebih dari dua minggu, cerita pertama yang akan gue share tentang peribu-dan-anak-an adalah... perjalanan ke Semarang naik kereta bersama Rara. Bukan tips atau apa sih, karena gue baru pertama kali ngajak Rara jalan-jalan dan langsung jauh haha. Kebun Raya Bogor aja belum pernah dikunjungi, langsung nyalip ke Semarang hihi. Jadi ini lebih ke cerita mengajak Rara berpergian. Oh iya, Rara ke Semarang umur 4 bulan 3 minggu, dalam rangka menengok omnya Rara yang kuliah di sana, sebelum bulan Ramadan.
Sebelum berangkat, gue sempet baca-baca di salah satu buku yang gue beli dalam rangka menjadi orang tua baru, tentang tips berpergian sama bayi.
Tips yang paling gue inget adalah, kurang lebih seperti ini: "Jika Anda berpergian dengan menggunakan kendaraan umum, berpergianlah di jam bayi tidur sehingga ia akan lebih banyak tertidur."
Untuk perjalanan berangkat, gue bisa ambil perjalanan malam. Memang setiap ke Semarang kami pasti naik kereta Tawang Jaya yang berangkatnya malam, yaitu pukul 23.00. Masuk ke gerbong dan duduk di bangku kereta awalnya Rara sempet kebingungan. Wajar banget lah ya, biasanya cuma berdua sama ibunya di rumah, lha ini ramai sekaliii banyak orang. Setelah gendong oper-oper Bapak-Ibu-Nenek-Aki, Rara berhasil tidur pules dengan digendong Ibu dan Nenek secara bergantian. Dia tetap pulas sampai terbangun jam 5 pagi. Perjalanan ke Semarang ini kurang lebih butuh waktu sekitar 7 jam.
Nah untuk perjalanan pulang, gue pun niatnya pengen naik kereta yang jalannya malam. Kalau ga salah ada kereta Brantas yang berangkat dari Semarang sekitar pukul 21.00. Namuuun, ternyata Aki-Neneknya Rara sudah duluan beli tiket untuk Tawang Jaya yang berangkatnya pukul 13.00 dari Semarang. Gue pikir daripada berdua doang sama Bapaknya, yasudah kami ikut beli tiket yang sama dengan Aki-Neneknya. Yep, di kereta siang ini karena bukan di jam tidurnya, Rara cuma tidur sebentar-sebentar dan tidak terlalu nyenyak. Lumayan agak rewel karena sebetulnya mengantuk tapi kadang ada suara dari pengeras suara atau suara petugas dari restorasi yang keliling nawarin makanan jadi Rara sering terbangun. 
Selanjutnya, mengenai itinerary. Kalau pergi sewaktu belum nikah, yaa sebelum punya bayi deh, dalam satu hari mungkin bisa mengunjungi beberapa tempat. Selain itu, durasinya juga singkat: satu malam di kereta, satu malam di hotel, besoknya langsung pulang. Kali ini karena bawa bayi, kami ga terlalu pergi ke banyak tempat, malah satu hari cuma satu lokasi saja. Kami juga menginap dua malam di Semarang. Maksudnya biar Rara bisa lebih banyak istirahat. Di hari pertama kami cuma ke Lawang Sewu, sekalian menunggu jam check in hotel. Kami pergi ke sana setelah menitipkan barang bawaan di lobby hotel. Hari kedua juga cuma ke Klenteng Sam Poo Kong di siang harinya, karena paginya Rara tidur terus hihi. Pokoknya lebih santai dan tidak terlalu banyak agenda. Bayi perlu adaptasi dengan lingkungan baru pastinya kan, kalau terus diajak jalan, istirahatnya hanya sedikit plus terlalu banyak stimulasi jadinya kelelahan akhirnya rewel.
Selanjutnya, soal mandi! Hehe. Ini gue agak menyesal pilih hotel yang kurang proper kalau untuk bawa bayi. Kalau orang dewasa sih ga masalah ya hotel sederhana juga. Hotel yang gue pilih ini ternyata ga punya wastafel besar, hanya ada wastafel kecil dan sempit. Niat gue mau mandiin Rara di wastafel sebagai ganti bak mandi pun sirna. Ga mungkin cukup anak aku yang gemas itu mandi di wastafel sempit, dan dia juga belum bisa duduk tegak - yha baru mau 5 bulan umurnya. Akhirnya dua mandi pertama, gue ikutan mandi sama Rara, jadi Rara mandi di shower sambil gue gendong. Air panas hotelnya ga keluar pula, kecewa jadinya huhu. Terus setelah satu malam di hotel gue baru tau kalau ternyata di kamarnya Aki-Nenek ada ember! Jadi dua mandi berikutnya Rara mandi di ember, dan air hangatnya baru keluar. Gue jadi mikir selanjutnya kalau mau bawa Rara nginep di hotel, ambil yang hotel yang agak bagus sekalian deh. Kasian kalau jadinya mandi ga nyaman karena airnya dingin. Oh iya Rara masih mandi air hangat, tidak terlalu hangat sih, yang penting tidak dingin hehe.
Mungkin itu saja yang bisa gue share tentang perjalanan bersama bayi lima bulan kurang 1 minggu.
Terima kasih bayi Bolangku yang jagoan karena lebih banyak antengnya daripada rewelnya. We'll go somewhere else soon!

Note:
1. Mungkin ada pertanyaan, kok naik kereta ekonomi? Ga kasian sama bayi? Kalau gue justru mikirnya ekonomi lebih leluasa. Di kereta ekonomi kan seat nya bablas tuh ya, bukan kursi 1-1, dan seat nya ada yg tiga deret. Gue beli tiket untuk 3 dewasa dan 1 bayi. Bayi ga dapet tempat duduk, tapi biar kursi 3 deret itu jadi milik kami, gue beli tiket pakai nama adek gue. Jadi seat yang 3 kami beli satu deret, lega kan? Kalau bayi pegel bisa dibaringin dulu. Kalau eksekutif kan sepengalaman gue yang lebih sering naik ekonomi, setiap gue naik eksekutif, seatnya dua dan 1-1, ga bisa baringin bayi begitu saja tanpa ada ganjelan di sekitar punggung bayi. Dan pastinya lebih murah, jadi beli 3 seat pun ga bikin rogoh-rogoh rekening banget.
2. REMINDER! Kondisi setiap anak bisa jadi berbeda. Gue bawa Rara naik kereta dan alhamdulillah anaknya sehat. Jangan lupa selalu pantau kesehatan bayi/anak sebelum-saat-setelah berpergian; bawa obat semisal penurun panas jika diperlukan. Jangan paksakan bayi berpergian kalau sekiranya bayi bakal kurang nyaman. Orang tua harus persiapkan segala perabotan dan perintilan termasuk siapkan mental nenangin anak yang mungkin rewel di jalan.
Happy travel with Nakicik Ghemesyin!

Here's the group photo!


Nunu - mamak yang ingin anaknya banyak belajar dari cerita perjalanan.

Thursday, February 06, 2014

Age of Twenty Two

Biasanya saya bikin kaleidoskop di akhir tahun, kali ini saya bikin kaleidoskop di akhir umur 22 :)
Yang jelas, another great year, alhamdulillah. Akhirnya bisa memenuhi mimpi tiga puncak gunung api tertinggi yang ditutup dengan pendakian ke Kerinci di bulan Maret. Selain itu juga dikasih kesempatan merayakan ulang tahun ke-18 almarhum adik saya di puncak Merbabu dengan Ikhsan, tepat di tanggal 10 Juli 2013 dan juga dikasih kesempatan ngerasain shalat tarawih dan sahur pertama di bawah puncak Merbabu, luar biasa banget. Semoga di umur 23 nanti saya bisa menjejak di puncak-puncak gunung yang lain. Aamiin.
Puncak Kerinci, 3 Maret 2013

Puncak Triangulasi Merbabu, 10 Juli 2013
Masih berkaitan dengan pendakian, seneng banget juga akhirnya bisa menginjak tanah Sumatera, sedikit mengenal alam dan budaya Ranah Minang, untuk pertama kalinya merasakan secuil dari jalur Sumatera yang ngeri-ngeri mantap. Selain berhasil memanjakan diri dengan traveling, saya juga agak sedikit kecewa karena beberapa kali gagal berangkat; ke Rinjani (ini yang paling bikin saya sedih karena saya udah lama pengen daki Rinjani lagi), ke Bangka, ke Lampung, dan ke Makassar. Mungkin memang belum rejekinya saya.
Ngarai Sianok, 7 Maret 2013
Beralih ke bagian hidup saya yang lain. Alhamdulillah banget akhirnya saya menyelesaikan pendidikan strata 1 saya dan punya ‘tambahan’ buat nama saya hehe. Dari mulai judul proposal, draft sidang, dan skripsi final yang berbeda-beda terus; dosen sibuk dengan akreditasi; kulit kaki saya terkoyak waktu tidak sengaja menjatuhkan motor saat pengambilan data; hari Minggu bersarang di kantor kelurahan sendirian demi data penduduk. Perjuangan yang kadang sulit kadang mudah. Meskipun lebih banyak sulitnya, buat saya banyak banget pelajaran yang saya dapatkan selama proses penyelesaian skripsi saya.
tiga serangkai, judulnya beda semua :))
Tahun ini juga sahabat saya akhirnya nikaah hihi. Terharu banget, meskipun telat nggak sempat lihat akad nikah *sahabat macam apa*. Dan sekarang saya lagi ikutan menanti kelahiran ponakan baru dari Resti :3
5 Mei 2013
Akhir tahun 2013 juga saya sekeluarga, dengan Ikhsan, Mamah, dan Bapak akhirnya jalan-jalan berempat lagi, meskipun cuma satu hari dan cuma ke Sukabumi. Entah kapan terakhir kami jalan yang betul-betul hanya berempat.
Sukabumi, 31 Desember 2013
Akhir tahun juga, saya disibukkan dengan mem-back up pelaksanaan Pelantikan Pasmalima Angkatan XXVIII. Sempat menemani panitia survey dua kali ke Cidahu dan ke Cibatok, dengan menjadi satu-satunya alumni yang mendampingi. Saat pelaksanaan pun Alhamdulillah bisa hadir full dari awal sampai selesai. Yaa berhubung saya lagi punya waktu mengapa tidak, belum tentu tahun depan saya bisa hadir pelantikan. Kebetulan Ikhsan jadi peserta dan saya nggak nyangka dia dapat nomor PAL pertama hehe, congrats my baby brother :)
Gunung Salak, 29 Desember 2013
Dan dua momen terakhir sebelum umur saya menginjak 23 tahun adalah momen-momen yang cukup manis *halah*. Jadi, setelah berteman hampir 8 tahun, setelah sering menemani acara seperti PD dan pelantikan bareng, setelah sering mendaki bareng; tetiba senior saya yang paling disayang sama teman-teman di Pasmalima ini jadi (meminjam istilahnya Puji) kekasih hati hahaha.
Terakhir, wisuda. Akhirnya resmi seresmi-resminya jadi Sarjana Sains :) Alhamdulillah. Meskipun Muba nggak bisa nemenin (karena dia ditakdirkan sidang di tanggal yang sama dengan saya wisuda, hiks), kedatangan Muba dan Taruli ke rumah sorenya amat sangat menghapuskan kekecewaan saya nggak bisa nemenin Muba sidang sekaligus Muba nggak bisa nemenin saya wisuda.
22 Januari 2014 :)
*harus banget foto pake slayer, saya yang minta hehe*


Banyak banget yang terjadi di tahun 2013 dan di umur saya yang ke-22. Semoga di usia mendatang saya lebih banyak memperbaiki diri, lebih produktif, ibadahnya ditingkatkan lagi, dan bisa mulai merintis mewujudkan cita-cita satu per satu. Aamiin. Alhamdulillah, thank You for the superb age of 22 :)

Saturday, February 09, 2013

Double Two

Alhamdulillah, hari ini angka umur gue bertambah lagi. Tepat tadi jam 7:30 pagi gue genap berusia 22 tahun, iya karena menurut kartu kelahiran gue, gue lahir jam segitu hehehe. Cuma bisa bersyukur sama apa yang udah gue dapet selama ini, banyak banyak banyak banget yang bisa gue syukuri. 
Gue punya keluarga kecil yang selalu jadi tempat gue pulang ke mana pun gue pergi, gue punya temen-temen yang luar biasa dan sahabat-sahabat yang hebat-hebat, gue punya cerita petualangan dan perjalanan gue yang selalu ada pembelajarannya, gue punya sodara-sodara yang aneh tapi keren-keren - namanya Pasmalima, gue punya temen-temen yang kece-kece juga di IKK 46, gue punya tanah air yang luar biasa indahnya, gue punya cita-cita, gue sehat, gue masih ngerasain sedih, gue bisa ngerasain seneng, gue bisa ngerasain haru, gue masih bisa ngerasain kangen, dan yang jelas gue bahagia sama kehidupan gue. Alhamdulillah.
Banyak banget kenangan di umur 21 yang subhanallah banget, dari mulai melabuhkan kaki di puncak Pangrango, menjalankan KKP di Desa Danaraja selama dua bulan kurang, menjejakkan kaki di puncak Mahameru, dan bertandang ke pulau Bali lagi. Dan banyak kejadian-kejadian kecil lain juga.
Banyak juga harapan dan cita-cita gue di umur 22 ini, semoga Allah memberikan jalan yang terlurus buat gue buat rencana-rencana itu. Gue harus lulus dan jadi sarjana sains tahun ini, gue pengen menjejak di puncak gunung api tertinggi di Indonesia bulan Maret nanti, gue harus bisa bikin orang tua gue bangga.
Terima kasih atas segala-gala-gala-galanya yang Engkau berikan ya Allah, semoga aku bisa selalu mensyukurinya.
Happy birthday Nunu! :D

Monday, May 28, 2012

Prior Peak

Izinkan sekali lagi saya nyampah di halaman ini tentang gunung hehehe.
Kali ini gue ingin sedikit mengenang puncak gunung yang alhamdulillah sudah gue jejak.
  • Puncak pertama, Gunung Gede 2958 mpdl, tanggal 16 April 2007 jam 14.15 WIB. Pendakian ini gue dedikasikan untuk Bapak gue yang waktu itu baru aja operasi syaraf tulang belakang yang bikin Bapak ngga bisa naik gunung lagi. Gue begitu terdeterminasi waktu itu karena puncak itu buat Bapak, dan Bapak juga pernah ke gunung yang sama dengan yang gue tuju, Gunung Gede, bulan April tahun 1995.
  • Puncak kedua, Gunung Salak 2210 mdpl, tanggal 15 Juni 2007 jam 18.30 WIB. Pendakian ini merupakan pendakian impian gue karena Salak adalah cita-cita pertama gue dari jaman SMP.
  • Puncak ketiga, Gunung Rinjani 3726 mdpl, tanggal 17 Oktober 2011 jam 09.00 WITA. Pendakian ini membutuhkan banyak sekali pengorbanan, gue dedikasikan buat semua temen-temen gue yang udah bantuin gue sehingga gue bisa ikut pendakian ini. Juga buat Mamah, Bapak, dan adik gue tersayang karena mereka begitu bangga tetehnya bisa mendaki ke gunung api tertinggi kedua di Indonesia, ya gue rasain kebanggaan mereka :)
  • Puncak keempat, Gunung Pangrango 3019 mdpl, 17 Mei 2012 jam 16.10 WIB. Pendakian ini gue dedikasikan terutama buat adik gue yang mulanya dia mau ikut tapi batal karena gejala typhoid yang menyerang adik gue seminggu sebelum pendakian. Pendakian ini juga buat Bapak gue, yang 10 hari sebelum gue menjejak Pangrango baru berulang tahun ke setengah abad.

@nunnurul. Powered by Blogger.