Sepertinya gue belum pernah dengan
jelas menceritakan pengalaman-pengalaman dan cerita selama gue KKP ya, keburu
heboh sama Semeru hehe. Ditambah lagi,
proses penulisannya saingan sama tugas-tugas yang bejibun. Yah, pokoknya
inilah cerita KKP gue yang bisa gua ceritakan.
Jadi, mahasiswa semester 6 di jurusan
gue diwajibkan untuk mengambil mata kuliah yang namanya Kuliah Kerja Profesi
atau KKP. Untuk pelaksanaannya, digabung sama mahasiswa dari Fakultas lain. KKP ini nggak beda jauh sama KKN, bedanya kalau KKN kan, mahasiswa
mengabdi pada masyarakat berdasarkan apa yang dibutuhkan masyarakat. KKP kurang
lebih sama, bedanya mahasiswa mempraktikan ilmu yang mereka miliki
masing-masing sesuai profesi bidang ilmunya itu. KKP ini berlangsung
dari tanggal 26 Juni sampai kami pulang tanggal 9 Agustus, kurang lebih tujuh
minggu.
Awalnya gue pengen banget ditempatin di
Kalimantan, soalnya pengen banget menginjak tanah Borneo. Sayangnya seperti
yang pernah gue curhat-kan di halaman ini, gue ngga dapet apa yang gue
inginkan, gue dapetnya di Kabupaten Tegal, Kecamatan Margasari, Desa Danaraja.
|
Peta Kecamatan Margasari
yang ada di Balai Desa Danaraja.
yang gue lingkari itu Danaraja |
Awalnya syok banget, nggak nerima
banget. Pertama, gue nggak mau di Jawa Tengah. Kedua, gue nggak bisa Bahasa
Jawa. Ketiga, gue nggak tahu itu di mana, googling ‘Danaraja’ pun cuma sedikit
banget info yang gue dapet. Keempat, gue juga nggak kenal satupun orang-orang
di kelompok gue, cuma ada dua orang yang namanya familier karena dulu gue
pernah punya foto sama database mahasiswa satu angkatan di jurusan mereka
berdua itu di laptop gue, tapi itupun gue nggak bener-bener tau orang-orangnya.
Kumpul kelompok pun gue merasa kaku banget, orangnya pada diem semua, padahal
mah belum pada keluar aja keganasannya hahaha.
Di hari keberangkatan ke Tegal, gue
masih nggak percaya gue sedang menuju 7 minggu yang entah bakal seperti apa
sama orang-orang yang nggak gue kenal ini. Di bis gue duduk sama Nadia, temen
sekelompok gue yang sebelumnya gue udah tahu namanya itu. Hampir 7 jam di bis,
walaupun diselingin tidur, kami dikiit banget ngobrol, lebih banyak asik
sendiri. Temen kelompok gue yang lain pun asik sama temennya.
|
Sarapan di bunderan depan
Kantor Pemerintahan Kabupaten Tegal |
|
Penerimaan Mahasiswa KKP di Kantor Bapeda Tegal |
Sampe di desanya, kami bertujuh
ditempatkan di rumah salah satu warga yang masih saudara dari Bapak Sekretaris
Desa Danaraja. Rumah Pak Sekdes (atau kami biasa panggil Pak Carik sesuai
dengan istilah di sana) nggak jauh dari rumah yang kami tempati, sedangkan
rumah Kepala Desanya sendiri lumayan jauh, beda pedukuhan. Oh iya desa ini
dibagi jadi 4 pedukuhan, kaya dusun gitu mungkin ya. Rumah Mbah Saebah, rumah
yang kami tempati itu, ada di Dukuh Karang Mangu, sedangkan rumah Pak Kades di
Dukuh Randu, dukuh paling ujung deket desa lain tapi lebih deket ke kecamatan.
|
Balai Desa Danaraja |
Sebelumnya gue pengen memperkenalkan
temen-temen gue yang luar biasa ini dulu ya. Pertama, dari Fakultas Pertanian,
ada Derry dari Departemen Proteksi
Tanaman sama Yaomi dari Departemen
Arsitektur Lanskap. Dari Fakultas Ekonomi dan Manajemen ada dua mahasiswa
Departemen Ekonomi Sumber Daya dan Lingkungan yaitu Anjar sama Nadia.
Terakhir dari fakultas gue sendiri, Fakultas Ekologi Manusia ada Erni dari Departemen Gizi Masyarakat,
gue dari Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, sama Lansa dari Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat.
Awalnya mereka ini pada anteng-anteng, begitu malam pertama di desa terlewati,
keluar semua beringasnya, terutama cewe-cewenya berhubung gue tidur sama
mereka.
|
Us! Derry, Yaomi, Anjar, Nadia, Erni, gue, Lansa |
Balik lagi ke cerita, pertama nyampe
kantor kecamatan kami dijemput naik angkot ke desanya, langsung dianter ke
rumah. Setelah ngobrol-ngobrol sedikit, kami ditunjukin kamar tempat kami
tidur, kamar mandi, dapur, dan sebagainya. Kami yang perempuan kebagian kamar
di rumah belakang. Rumah Mbah ini ada dua tapi dihubungkan sama tempat nyuci
dan kandang ayam. Gue sih merasa Alhamdulillah sama keadaan rumahnya, toh emang
nggak parah-parah amat, layak lah menurut gue.
Eh nggak gue sangka ternyata
begitu ditinggal berlima di belakang sama cewe-cewe mereka langsung pada pasang
tampang bete haha. Mereka bilang rumahnya serem, gitu, gini. Gue yang biasa
tidur di tenda dan udah sering liat daerah terpencil waktu gini secara langsung
mungkin memang bisa ngerasa biasa aja. Apalagi setelah denger cerita
temen-temen gue di kota lain, ada yang nggak dapet kasur lah atau malah yang
lebih parah nggak dapet rumah.
•••
Minggu pertama, kami adaptasi dan
mencoba menggali masalah serta potensi yang dimiliki sama Desa Danaraja ini.
Kami sempat jalan-jalan ke bukit belakang rumah Mbah. Ih gue seneng banget itu,
baru dua hari di sana udah ngebolang ke hutan, bisa kali ini tiap hari kayak
begini hahaha. Sayangnya waktu itu Yaomi lagi sakit, jadi kami cuma berenam.
Dan kejadian yang bikin heboh pertama terjadi, Nadia jatuh di jalan setapak di
antara ilalang di atas bukit. Kami semua ketawa-tawa ngecengin Nadia. Bahkan
Anjar yang gue pikir orangnya kalem tiba-tiba nyeletuk, “Eh lu ada yang lagi
buka twitter nggak?” Pada jawab nggak, gue pikir dia bakal ngomong apa gitu.
“Itu coba cek, ada gempa nggak di daerah Tegal, takutnya gara-gara Nadia jatuh
jadi gempa.” Hahaha langsung lah itu
pada ketawa ngecengin Nadia lagi. Dan gue bener-bener punya first impression yang salah terhadap
Anjar hahaha.
|
Ngebolang sedikit |
Selain itu kami juga ikut pengajian
(jamiahan) ibu-ibu, cewe-cewe bahkan ikut pengajian bapak-bapak satu kali. Tapi
gue sama para perempuan protes sama Anjar yang merupakan koordinator desa kami,
gue nggak tahan sama asap rokoknya, ampun dah. Gue nggak mau lagi ikut pengajian
bapak-bapak, sedangkan yang lain nggak mau ikut pengajian sampe jam setengah 11
malem. Anjar meluluskan keinginan kami haha. Bahkan jamiahan bapak-bapak minggu
kedua sampe jam setengah 12 malem dan pulangnya lewat kuburan yang membatasi
Dukuh Karang Mangu sama Dukuh Danaraja haha eerie.
Di jamiahan ibu-ibu, kami juga sekalian mencoba beberapa teknik
partisipatori, tujuannya biar warga mencari potensi dan masalah di desanya ini
bareng-bareng kami.
|
Jamiahan ibu-ibu |
Ada satu lagi hal yang buat kami inget
terus sama Desa Danaraja, terutama buat para wanita hahaha. Di minggu pertama
ini, dilanjut ke minggu kedua juga, kami berkunjung ke rumah-rumah perangkat
desa, kelompok tani, sampe ke rumah Kepala Desa yang menjabat dua periode
sebelum Kades yang sekarang. Pas kami dateng ke rumahnya, kami disambut sama
lelaki seumuran kami kayaknya sih, nggak jauh lah umurnya, yang ternyata adalah
anak sang Bapak Mantan Kades itu. Sejujurnya gue nggak liat mukanya dengan
jelas karena pada saat itu gue ngga pake kacamata, tapi aura-auranya sih
ganteng gitu hahaha. Gue, Nadia, sama Yaomi yang lagi joms itu langsung seger
liat dia hahaha padahal mah sampe pulang pun gue ngga pernah dengan jelas
ngeliat mukanya.
Minggu pertama ini juga kami adaptasi
sama kehidupan di desa. Kalo ada kebutuhan yang harus dibeli, kami harus pergi
ke Kecamatan Margasari, mau ke pasar kek, mau ke minimarket, fotokopi, dan
lain-lainnya. Hari kedua di sana itu Erni sama Nadia langsung belanja ke kota,
beli gantungan baju, keranjang buat baju, sapu, alat pel, sama jepitan jemuran.
Besoknya Anjar sama Derry juga ke kecamatan buat fotokopi atau apa gitu. Nah,
setelah enam hari di desa, cuma gue, Yaomi, sama Lansa yang belum pernah keluar
desa. Sedih banget sumpah, ngerasa sumpek hahaha. Sempet tuh kita mau ke
minimarket, tapi nggak jadi karena kesorean abis ada acara di madrasah gitu.
Berhubung nggak jadi, gue, Yaomi sama Lansa maksa jalan-jalan. Kami berenam,
minus Anjar, main sampe ke ujung dukuh sebelah, Dukuh Danaraja. Pas lagi di
depan SDN Danaraja 01, tetiba ada yang teriak, gue lupa siapa, pokoknya bilang
ke gue, “Nu, gunung tuh!” Gue refleks liat ke arah selatan, Subhanallaaaaah!
Gunung Slamet lucu banget-nget-nget :3 Gue langsung terjongkok-jongkok saking
terharunya liat Slamet hahaha.
|
Slamet :3 |
•••
Minggu kedua kami udah lumayan mengenali
kondisi desa ini dan udah mulai merancang program apa yang akan kami jalankan
sesuai profesi masing-masing. Dan gue semakin seneng berada di kelompok ini,
temen-temen gue semuanya kooperatif, menyenangkan, dan nggak kaku, malah
cewe-cewenya pada malu-maluin hahaha. Minggu kedua ini juga kami Lokakarya di
kecamatan bareng dua kelompok di dua desa lain yang juga ditempatkan di
Kecamatan Margasari. Kedua desa itu adalah Desa Jatilaba dan Desa Margaayu.
|
Lokakarya I |
Gue sempet pundung pas lokakarya,
kenapa? Hahaha sedih aja liat temen-temen sekelompok gue ketemu temen-temen
sedepartemennya, sedangkan cuma gue satu-satunya mahasiswa IKK di Kecamatan
Margasari, jadi cuma bisa duduk diam ngeliatin temen-temen gue cipika-cipiki,
halo-haloan heboh, dan ngegosip sama temen satu departemennya :|
Pulang Lokakarya kami bertujuh sempet
main ke salah satu dari dua mall yang ada di Tegal. Tadinya mau bareng-bareng
sama temen-temen dari desa lain, tapi ternyata mereka pada punya acara lain di
desanya. Jadi kami cuma bertujuh berangkat ke Kota Tegal, ke Pacific Mall. Sempet
bingung naik kendaraan apa, dengan feeling Anjar yang emang orang Jawa Tengah
*ga ada hubungannya juga padahal haha* kami naik semacam minibus gitu, kayak
elf tapi versi butut dan lebih mirip bis. Kata temen-temen Margasari itu
namanya bis tuyul hahaha. Di sana kami makan-makan sama foto-foto hahaha.
|
'Ngota' sedikit |
|
Foto studio dadakan |
Di
minggu ini juga kami sempet jalan-jalan ke Taman Wisata Air Panas Guci, diajak
main sama salah satu kader posyandu, tapi cuma cewe-cewenya aja soalnya Anjar
sama Derry nggak mau ikut.
Minggu kedua ini juga kami mulai sering
rapat ngomongin semua program dan ada juga program yang udah mulai jalan,
misalnya Posyandu sama Penyuluhan Ayo Melek Gizi juga pemetaan sawah.
|
Posyandu |
|
Abis nugas di Posyandu |
Waktu
pemetaan itu kami jalan-jalan keliling sawah, wiii asiiik lah hahaha. Main ke
sawah bukan cuma liat dari pinggir doang tapi bener-bener jalan di
petak-petaknya, ikutan nyangkul, ikutan mukul-mukul batang padi. Kebetulan pas
itu lagi musim panen, jadi kebanyakan petani lagi pada panen. Kami main ke
sawah dua kali.
|
Nyobain mukul-mukul padi |
|
Anjar pengen banget difoto -___- |
Dan terjadi lagi peristiwa yang heboh,
ada yang jatoh lagi. Korban kedua yang jatuh adalah gue! Hahaha. Gue jatuh di
sungai waktu mau ambil foto self-timer
bertujuh, kebetulan kan pake kamera gue, pas gue lari nyamperin mereka di dalem
sungai yang cuma setinggi mata kaki itu, eh gue kepeleset di lumut, jatoh deh
hahaha. Temen-temen gue bilangnya sih, “Wajar lah Nunu jatoh di sungai, kan dia
anak gunung. Nadia juga nggak aneh kalo jatoh di gunung, kan dia bukan anak
gunung.” Okelah hahaha.
|
Nyawah lagi, pengen difoto lagi -___- |
Tapi yang lucu itu besoknya gue, Yaomi, Anjar, sama
Derry ke sawah lagi. Lalu Yaomi pun jatoh di sawah hahaha padahal kan Yaomi
Faperta gitu, kan harusnya udah biasa gitu main ke sawah, jadi kalo jatoh aneh
haha, padahal mah nggak gitu juga. Sehari-hari kerjaan kami kebanyakan itu
emang ngecengin satu sama lain hahaha yaa selain mikirin dan ngejalanin program
tentunya.
0 comments:
Post a Comment